Senin, 02 Februari 2015

Gunung Mutis im coming

Dengan rencana seadanya dan modal nekat :) jumat, 21/11/2014 saya dan ke 2 teman saya ( sebut saja mawar n melati ) hehehe....maksudnya vhonte dan hando telah bersepakat dan perjalanan menuju puncak Gn. Mutis pun di mulai.

Dengan membawa 2 motor tua nan ompong saya membonceng hando, vhonte juga dengan motornya sendirian, kebetulan tempat tinggal kami saling berdekatan (alamat kami di Bokong, Kec Takari, Kupang) mengingat perjalanan yang jauh dan targetnya di pelosok kami membawa bensin di jerigen membawa bekal seadanya Biskuit 4 bungkus, roti dan air mineral 2 botol.

Peta dari tempat tinggal (Bokong) ke Gn. Mutis


Jam 4 sore kami  mulai berangkat, sampai di cabang Kapan (TTS) dan menuju ke tempat nginap kami di Desa Ajaobaki, Kecamatan Mollo Utara tepatnya di Sikam, rumah Bapak Yermias Tafui, yang tak lain adalah mertua dari salah satu sobat saya vhonte ;) .Saat menginap di Sikam kami diterima dan dijamu dengan begitu luar biasa, sungguh sesuatu yang tak bisa dengan mudah untuk di lupakan.Kembali kami melakukan perundingan skaligus mendapat tambahan personil ;) Gusty.Kami sepakat tuk melakukan perjalanan pada pagi hari dan menyiapkan penambahan bekal dan Sirih Pinang yang nantinya akan dibrikan pada orang yang akan menunjuk jalan buat kami di Desa Fatumnasi nantinya.Untuk menyiapkan fisik yang prima nan kuat kami langsung tidur, tapi tidak dengan saya yang banyak berpikir :
  • Apakah persiapan kita telah matang ?
  • Kuat melangkah kah kita nantinya ?
  • Mitos yang begitu angker tentang Gn. Mutis
Sungguh ini waktu tidur yang penuh tanda tanya bagi seorang pendaki pemula seperti saya, total waktu tidur saya hanya sekitar 2 jam :) .

Pagi pun telah tiba, satu per satu dari kami mulai bangun dan bergegas.Mama Tafui juga sudah menyiapkan nasi bungkus buat kami yang akan jadi bekal nantinya.Waktu telah menunjukan pukul 8 pagi dan kita dikumpulkan oleh Bapak Yermias Tafui tuk mendoakan kami dalam perjalanan nantinya,sehabis berdoa begitu banyak keraguan dalam pikiran saya mulai hilang hingga muncullah perasaan optimis !!!

Dengan menyapa orang rumah kami pun berangkat saya membonceng Hando, Vhonte membonceng Gusty, Go !!!!
Dari Sikam menuju Desa Fatumnasi dengan kondisi jalan yang kurang bersahabat seakan tak mempengaruhi kami akan suguhan pemandangan padang yang luas dan Pohon Cemara yang berderet, sempurna !
Sesampainya di Desa Fatumnasi Kami mencari seorang penunjuk jalan dan bertemulah dengan om Samuel Sabneno yang punya banyak pengalaman tentang Gn. Mutis bahkan pernah dalam sehari mengantar tourist asing sebanyan 3 kali naik-turun Gn. Mutis, Sadis !
Setelah melakukan loby dengan om Samuel dan menemui kata Deal ! maka berangkatlah kami, Berbekal sebuah Kalewang (parang khas Suku Atoin Meto)  om Samuel nampak seperti anggota security bagi kami :) .
Karna ada penambahan om Samuel otomatis salah satu dari motor kami harus GTO (gonceng tiga orang) saya membonceng om Samuel, Vhonte membonceng Hando dan Gusty.



Perjalanan pun makin rumit dengan kondisi Jalan yang mulai rusak tepatnya saat memasuki Cagar Alam Gn. Mutis tapi sekali lagi tidak dengan pemandangannya mulai dari pohon-pohon besar, hutan Bonsainya yang sangat unik dan daun-daun kering yang menutup sepanjang Jalan menuju Kaki Gn. Mutis.

Jalan masuk Gn. Mutis

Vhonte dan caranya :)

Hanyut dalam perjalanan menuju dunia lain saya pun tidak bertanya pada om Samuel tentang jarak menuju Gn. Mutis.Waktu menunjukan jam setengah 10 pagi maka sampailah kami di padang I itu artinya selangkah lagi menuju Kaki Gn. Mutis.

Padang I

Selepas melewati padang I yang begitu luas, sampailah di tempat parkir motor, bergegaslah kami untuk rute perjalanan kaki menuju Pintu masuk Gn. Mutis.

Padang II (kuburan belanda)


Pemandangan Padang II

Dengan melewati Padang II saya dan Gusty mulai merasakan pegal yang luar biasa, huuft..

Pintu Masuk Gn. Mutis

Saat di Pintu Masuk yang di tandai dengan batu ceper yang besar kami diarahkan oleh om Samuel untuk menaruh Sirih Pinang diatas batu tapi karna lupa membawa Sirih Pinang akhirnya kami menaruh sedikit biskuit (sori tidak bisa menyebutkan nama produk :) ) .
Dengan tertatih-tatih saya dan Gusty harus lebih sering beristirahat tapi tidak dengan Hando,Vhonte terlebih om Samuel yang seperti mesin turbo cepat dan tak kenal lelah :) dalam perjalanan kami dipenuhi candaan betapa indahnya perjalanan ini melawan pegal dan pegal akhirnya sampailah kita di tempat yang telah jadi kesepakatan kami untuk beristirahat total dan membuka tas untuk aksi menunda lapar :) terasa spesial bisa makan dan minum di tempat seperti ini, untuk menghemat air kami sepakat untuk meminum air tiap orang satu tutup air mineral (teori bertahan hidup),saat itu waktu telah menunjukan pukul 11 pagi.

Setelah selesai beristirahat Total, perjalanan pun di mulai terus menanjak dan menanjak sampai-sampai tak ada bidang yang rata jujur kami tidak kaget dengan keadaan ini karna dari awal kami telah membayangkan bahwa tak mudah untuk melewati semua ini (jika dalam perjalanan ada bidang yang rata itu adalah bonus).Semakin menanjak saya pun tak kuat lagi untuk melanjutkan perjalanan ini sampai sempat berpikir untuk tetap menunggu biar teman yang lain saja yang melanjutkan, huuft..sambil beristirahat dan nekat yang kuat saya memaksakan diri untuk terus melangkah.Hando yang begitu kuat langkah kakinya memimpin kami di depan diikuti Vhonte sedangkan sang mesin turbo kami mengawal kami dari belakang :) .
Semakin kelelahan saya dan Gusty membuka sepatu kami dan menyelipkan di bawah gundukan tanah lalu berjalan terus menggunakan kaos kaki, tak sadar perjalanan kami hampir mencapai puncak tapi om Samuel tidak memberitahu kami bahwa puncak semakin dekat tiba-tiba suasana di sekitar kami berubah menjadi sedikit lebih terang dan itu artinya puncak I tepat di depan kami, horeee :), akhirnya sampailah kita di tempat tertinggi di NTT dan smua itu langsung di tandai dengan berfoto ria :) semua pegal hilang berubah jadi suka cita yang luar biasa.atas arahan dari om Samuel kami beranjak menuju puncak tertinggi Gn. Mutis yang berjarak 100 m dari puncak I.

Hutan Bonsai (di tengah-tengah antara Puncak I dan Puncak II)

Sampailah di Puncak II ditandai dengan adanya sebuah tugu batu dan lubang alami di jelaskan oleh om Samuel bahwa lubang tersebut sudah ada sejak lama.Pemandangan yang begitu luas dan kabut yang mulai muncul dari Gunung di samping Gn. Mutis seolah-olah mengucapkan welcome buat kami :) .Sambil beristirahat, minum air dengan jatah yang di naikan tak lupa kami melakukan ritual foto ria :) .

Kabut dari Gunung di samping Gn. Mutis

Lokasi tugu batu dan lubang

Mutis im coming

Kurang lebih 1 jam diatas Gn. Mutis HP kami tergantikan jaringannya (jaringan Timor Leste) dan jam di HP kami sering tidak stabil.

Karna bunyi Kilat dan Kabut yang semakin tebal, kami bergegas untuk turun Gunung waktu saat itu kurang lebih jam 1 siang, Saatnya untuk bernafas lega karna jalur menanjak itu tidak akan kami temui lagi :) , tak lupa mengambil sepatu yang tadinya di lepas :) .Sampai di Pintu Masuk Hujan pertama kali di Tahun 2014 turun membasahi Gn. Mutis dan sekitarnya .Perjalanan pulang kami menjadi bisu hingga akhirnya kami sampai di rumah Tua adat Desa Fatumnasi skaligus Juru Kunci Gn. Mutis Bapak Matheos Anin disitulah baru kami saling bercanda :) .Tak lupa kata Bapak Matheos Anin bahwa kami membawa rejeki buat kawasan Gn. Mutis dan sekitarnya karna hujan ini merupakan hujan pertama di sini, hmmmm

  • Terima Kasih untuk keluarga Tafui di Sikam
  • Terima Kasih sang mesin turbo (om Samuel Sabneno)
  • Terima Kasih My wife, Feby and my son Rogen yang telah mengijinkan @meanrebock melakukan ini :) muaaach..






Jumat, 30 Januari 2015

rebock

Kerebockan 2014

#weareRebock